Mungkin ga sih memperluas coverage cellular network tanpa
harus membangun base station (BS) baru?
Relay
Seperti yang kita tau awalnya cellular network ini di-design
untuk outdoor. BS dipasang di tempat terbuka, wilayah yang tinggi agar dapat
mengcover wilayah yang luas. Seiring dengan integrasi komunikasi data dan membesarnya
permintaan data ini tren penggunaan handphone berubah. Dulu digunakan untuk
komunikasi saat di luar ruangan saat bepergian sekarang digunakan didalam
ruangan dan diam ditempat. Di kota besar
yang padat gedung sering ditemukan blind-spot (tempat tidak dapat sinyal)
karena sinyal terhalang gedung. Sekarang ini di Indonesia untuk mengakali
blind-spot biasanya BS di-install banyak dan dekat-dekat, akibatnya keluar
biaya besar karena BS ini mahal. Pada bahasan yang lalu penulis pernah membahas
tentang meng-ofload traffic data ke WiFi sebagai solusi alternative. Untuk
kesempatan kali ini alternative lain akan dibahas yaitu RELAY. Relay gampangnya
pem-forward sinyal dari device ke BS terdekat.
Selain untuk memperluas atau
mengcover blind-spot, relay juga memperbaiki kualitas sinyal dengan menambah
jalur sinyal (satu langsung, satu lewat relay) sehingga power sinyal yg
diterima lebih besar juga kalau satu jelek masih ada dari yang satunya bisa.
- Tipe 1 : Berfungsi untuk memperluas coverage BS, bisanya di-install di luar coverage BS.
- Tipe 2 : Di-install di dalam coverage BS, fungsi utamanya untuk memperbaiki kualitas sinyal seperti disebutkan sebelumnya.
Tantangan utama dalam relay adalah
relay membutuhkan tambah radio resource untuk memforward data dari dan ke BS.
Tradisonal relay perlu 4 tahap untuk memforward BS.
Pada fase pertama BS
mengirim Downlink data (DL) ke relay. Fase kedua relay memforward DL ke mobile
device (MS). Fase ketiga MS mengirim Uplink data (UL) ke relay. Fase terakhir
relay memforward UL ke BS. Bila data UL atau DL yang diterima BS atau MS secara
langsung (tidak lewat relay). Data tersebut bisa digunakan untuk mengimprove
decoding data. Terlihat dari seharusnya hanya memerlukan 2 tahap saja sekarang
kita perlu 4 tahap akibatnya throughput menurun. Namun kita dengan asumsi jalur
melalui relay lebih bagus dari jalur langsung kita bisa menggunakan modulasi
yang lebih tinggi (biasanya sekali kirim 1 simbol bisa mengirim sekaligus 4
simbol) di jalur relay.
Ada beberapa cara untuk mengurangi
tahapan relay. Ada 3-phase relay dan
2-phase relay. Berikut tahapan 3-phase relay
Pada fase pertama BS mengirim Downlink data (DL) ke relay.
Fase kedua MS mengirim Uplink data (UL) ke relay. Pada fase ketiga relay
mengirim data gabungan dari DL dan UL Data gabungan berupa XOR data dari UL dan
DL yg sudah didecode kemudian dimodulasi kembali atau data gabungan yang
menyerupai XOR data dari symbol UL dan DL (misal bit 0 direpresentasikan symbol
-1 dan bit 1 direpresentasikan symbol 1, kombinasi dari symbol gabungan yang
mungkin adalah {-2, 0, 2}, dengan me-mapping symbol-2 dan 2 menjadi symbol -1
dan symbol 0 menjadi 1 kita dapat XOR level symbol dari kedua sinyal tersebut).
Saat menerima symbol gabungan ini MS/BS harus men-cancel sinyal yang mereka
kirim ke relay dengan men-XOR sinyal gabungan dengan data yang BS/MS kirim
untuk mendapatkan sinyal yang ditujukan untuknya. 2-phase relay hampir sama
dengan 3-phase relay hanya saja BS dan MS mengirim data DL dan UL bersamaan.
Relay pada umumnya BS mini tanpa punya koneksi ke core
network atau bisa juga MS yang idle berfungsi menjadi relay. Bila menggunakan
MS yg idle sebagai relay dalam proses pemilihan mana MS yang bersedia menjadi
relay, batere yg tersisa dari MS harus dipertimbangkan juga.
References:
No comments:
Post a Comment